Tutorial hack, Tutorial Blog, free download software, software, deface, dork, exploit, inurl, allinurl, keygen, download crack, hack facebook, download, antivirus, kaspersky, gratis, tutorial, game, free, full, crack, patch, serial, keygen, key, tips, yang, video, converter, tool, aplikasi, internet, pro, activator, tutorial blog, tips blogger, trick blogger, tutorial cara membuat, tutorial cara hack, tutorial cara deface, tutorial cara simple, kumpulan artikel hacker, tutorial cracker, tutorial cara crack,free download software, tutorial hack windows, enable disable regedit, cara mempercepat internet, yogyakarta, Manusai Biasa Team / MBT, exploit database, tools vuln scanner, sql injection, tutorial php, tutorial html, htm, kumpulan dork, mengetahui bug, code error, 404 not found, devil, indonesia, tutorial blogspot, tutorial website, tutorial flash, tutorial dreamweaver, google ads, hack paypall, cc, hack credit card, mendapatkan kartu kredit, tutorial photoshop, tutorial graffiti, download game, download video hack, free domain.com, hack joomla password, tools fake mailer, media tv online, create search engine, turorial private proxy, tools code color, default password, tools md5 crack, tools login scanner, tools hash crack, tools sqli scanner, tools online, hack password admin, patch bug error, download software full version, mencegah adanya bug error pada wordpres, yogyacarderlink, ycl, indonesiandefacer, devilzc0de, zonedevil, cara membasmi virus, free download mp3, free download pdf, tutorial contoh, rwxrwxrwx, rwxr-xr-x, r--r--r--, mencegah virus dikomputer, forum hacker indonesia, index of, cara hack website, cara hack zynga poker, cara hack facebook, tutorial cara mengatasi, tutorial code css, kumpulan code php, kumpulan code script, kumpulan javascript, js, tutorial cara install game, tutorial cara install software, tutorial cara download di, tutorial php my admin, control panel, dir, tar.gz, software linux, cara daftar adsense di googleStudi Kasus Perkembangan Telematika

Studi Kasus Perkembangan Telematika


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Australia diduga melakukan penyadapan terhadap 10 telepon seluler pejabat Indonesia pada tahun 2009. Dua di antaranya, yaitu Wakil Presiden Boediono dan Dino Pati Djalal (kala itu Juru Bicara Presiden Urusan Luar Negeri), menggunakan ponsel pintar BlackBerry yang dikenal mengutamakan keamanan.
Informasi ini terungkap dari dokumen rahasia yang dibocorkan Edward Snowden, mantan karyawan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Dalam dokumen tercatat, ponsel yang dipakai Boediono dan Dino Pati Djalal adalah BlackBerry seri Bold 9000.
PR Manager BlackBerry Indonesia Yolanda Nainggolan enggan berkomentar soal isu penyadapan ponsel BlackBerry yang digunakan dua pejabat tersebut. “Kami tidak bisa berkomentar banyak karena kami juga belum mengetahui bentuk penyadapannya seperti apa,” terang Yolanda saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Selama ini keamanan menjadi fokus BlackBerry dalam menyediakan layanan untuk segmen korporasi dan pemerintah. Namun, hal itu tidak menjamin ponsel BlackBerry terbebas dari penyadapan.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewa Broto mengatakan, ponsel BlackBerry yang dikenal aman sekalipun bisa disadap. "Pada dasarnya ponsel apa saja bisa disadap, dan caranya terbilang mudah," katanya.
Selain BlackBerry, ponsel merek lain juga digunakan oleh pejabat Indonesia. PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Kristiani Herawati atau lebih dikenal dengan Ani Yudhoyono, tercatat memakai Nokia E90.
Pejabat lain yang disadap adalah Jusuf Kalla yang menggunakan Samsung SHG-Z370, Andi Mallarangeng memakai Nokia E71, Widodo Adi Sucipto dengan Nokia E66, serta Hatta Rajasa, Sofyan Djalil, dan Sri Mulyani Indrawati memakai Nokia E90.

Hukuman untuk penyelenggara telekomunikasi yang menyadap
Aksi penyadapan ponsel dapat dilakukan melalui jaringan yang dimiliki penyelenggara telekomunikasi. Sejauh ini, menurut Gatot, belum terbukti apakah kegiatan penyadapan tersebut dilakukan atas kerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi atau operatorseluler di Indonesia.
“Namun, jika kemudian terbukti, maka penyelenggara telekomunikasi yang bersangkutan dapat dikenai pidana yang diatur dalam UU Telekomunikasi dan UU ITE,” kata Gatot.
Aksi penyadapan bertentangan dengan Pasal 40 UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, yang melarang setiap orang melakukan kegiatan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi.
Penyadapan juga dilarang dalam Pasal 31 UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Menurut Gatot, penyadapan dimungkinkan untuk tujuan tertentu, tetapi harus mendapat izin dari aparat penegak hukum.
Ancaman pidana terhadap kegiatan penyadapan, sebagaimana diatur dalam Pasal 56 UU Telekomunikasi, adalah kurungan penjara maksimal 15 tahun. Sementara dalam Pasal 47 UU ITE, hukuman maksimal atas kegiatan penyadapan adalah penjara 10 tahun atau denda paling banyak Rp 800 juta.


Pendapat :

Perkembangan telematika yang sudah sedemikian canggihnya tidak dapat menjadi jaminan bahwa keamanan teknologi tersebut sudah 100% secure. Karena semakin dikatakan aman suatu teknologi, maka para cracker pun semakin ingin tahu sampai sejauh mana keamanan teknologi tersebut dapat ditembus. Kasus penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pun membawa dampak positif dan negatif. Positif yaitu penyadapan ini dapat memberikan pelajaran bahwa teknologi informasi yang digunakan masih sangat tidak aman, maka harus berhati-hati dalam melakukan komunikasi selular untuk hal-hal yang sifatnya kenegaraan. Lembaga yang bertanggung jawab terhadap keamanan telekomunikasi di Indonesia pun harus lebih meningkatkan keamanan telekomunikasinya, jangan hanya mengandalkan vendoryang menyediakan alat komunikasi tersebut, karena teknologi selalu dapat dikembangkan. Sedangkan negatifnya, penyadapan ini dapat memicu perselisihan antara negara yang padahal bisa saja oknum yang meng-atas-namakan pemerintah yang melakukan penyadapan ini untuk kepentingan pribadi. Indonesia seharusnya lebih waspada terhadap data yang berhasil disadap, karena data tersebut dapat saja disalahgunakan dan menyebabkan perpecahan di dalam Indonesia sendiri atau peperangan antar negara.


Sumber: 

./Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar