Keunikan dari Tashiro yang memiliki
banyak kucing diharapkan dapat menjadi magnet tersendiri dalam
mempromosikan desa yang bersuasana damai tersebut untuk menarik penghuni
baru ke kota.
Diungkapkan oleh Yutaka Hama selaku
pimpinan badan yang mengkampanyekan promosi desa Tashiro mengungkapkan
tujuannya dalam mempromosikan desa tersebut agar setidaknya ada orang –
orang yang lebih muda yang suka dengan suasana damai agar tinggal didesa
tersebut. Menurutnya, meskipun desa tersebut bersuasana sangat damai
namun bila suatu saat terjadi kebakaran maka, warga akan kesulitan
menyelamatkan desa dikarenakan rata-rata penghuni yang sudah tua.
Dari ratusan warga yang tinggal didesa
ini, penduduk dengan usia termuda adalah 37 tahun bernama Aiko yang
tinggal bersama dengan suaminya yang mencari nafkah ditempat penginapan
setempat.
Selain dihuni oleh orang tua, desa
Tashiro juga tidak terdapat seekor anjing pun juga jauh dari suasana
modern dan gemerlap lampu toserba jalanan yang menjadi ciri khas negara
jepang tersebut. Bahkan dibandingkan tahun 1960, jumlah penduduk dikota
tersebut mengalami penurunan sebesar 10x lipat.
Namun beberapa tahun terakhir ini, kota
ini kembali mulai dihidupkan dengan adanya julukan “Pulau Kucing”. Di
kota ini terdapat seekor kucing berwarna hitam putih bernama Jack yang
cukup terkenal karena telah memiliki acaranya sendiri ditelevisi dengan
judul Jack the Lop Ear. Salah satu keunikan Jack adalah
gerakannya yang lambat dibandingkan dengan kucing lain.
Salah satu penduduk baru bernama Shiho
Amano (18) mengatakan bahwa ia tertarik untuk tinggal di desa tashiro
selepas dirinya pensiun. Shiho datang dari Nagoya berkunjung ke desa ini
berhubungan dengan adanya even pameran kucing yang diadakan oleh even
setempat.
Jack bukanlah satu-satunya kucing
primadona yang mengangkat nama desa tashiro menjadi terkenal. Salah satu
kucing lucu lainnya yang bernama Tama telah terlebih dahulu terkenal
dikotanya Wakayama karena dijadikan sebagai ‘kepala stasiun kereta api’
di Kinokawa. Tama dianggap sebagai kucing pembawa ‘hoki’ karena telah
menghasilkan uang yang sangat banyak bagi pemilik yang menemukannya
dijalan lalu memeliharanya.
Salah satu penyebab mengapa desa ini
dipenuhi oleh kucing adalah dikarenakan mata pencaharian penduduk ini
yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan penangkap ikan. Penduduk
sering memberi makan ikan kepada kucing sehingga populasi kucing
ditempat ini menjadi terus berkembang dan berkembang.
Bila anda tertarik mengunjungi desa
tashiro yang terletak hanya 20 kilometer dari pelabuah Ishinomaki dapat
melalui kapal ferry. Umumnya pengunjung membawa kamera dan makanan
sambil menikmati desa tashiro.
0 komentar:
Posting Komentar